Jumat, 11 Januari 2013

Sejarah Emas


Secara pasti kapan sebenarnya Emas mulai pertama dikenal dan memiliki nilai. Apabila menurut sejarah peradaban manusia, Emas mulai dikenal manusia sejak manusia mulai berbudaya. Sebagai sesuatu yang mempunyai nilai tinggi, Emas mulai dikenal pada masa kekuasaan kekaisaran di Eropa yang kemudian diikuti dengan pencarian oleh sejumlah petualang dan penemu benua baru seperti Christoper Columbus dan Vasco da Gamma yang pada ahirnya memulai masa imperialisme. Apabila kita menelaah jauh sebelum itu, Emas telah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum masehi.

Sejumlah suku pedalaman sudah mengenal Emas dan dijadikan sebagai alat budaya khususnya perlengkapan spiritual kuno. sejarah masyarakat Mesir Kuno (Circa), tahun 1932 sebelum masehi mereka memakamkan Raja Tutankhamen dalam peti Emas seberat hampir 2.500 pound. Raja Croesus dari Lydia (kini merupakan wilayah Turki), pada 560 tahun sebelum Masehi memerintahkan pembuatan koin emas pertama dan peristiwa ini menandai sejarah emas sebagai alat untuk bertransaksi. Sedangkan pada bangsa Romawi sendiri pada tahun 50 SM, mulai menggunakan koin Emas sebagai alat untuk bertransaksi.

Sebagai komoditi pertambangan, Emas memiliki sejarah yang sangat panjang. Diperkirakan sejarah penambangan Emas sudah dimulai sejak 2000-5000 tahun SM. Begitu panjangnya usia kegiatan pertambangan Emas tentunya juga banyak mengalami perubahan metode, dimulai dengan cara pertambangan tradisional, yakni dengan menggunakan gravitasi atau amalgamasi air raksa, kemudian metode Sianida, flotasi dan heap leaching. Pertambangan Emas terbesar saat ini adalah Afrika Selatan, kendati demikian tidak berarti Afrika Selatan memilki cadangan emas yang terbesar.

Sesuai dengan sifatnya, Emas memang tidak habis dikonsumsi, berbeda dengan komoditi lain yang habis apabila dikonsumsi sehingga memungkinkan negara lain yang tidak memilki tambang Emas yang banyak tetapi justru memilki cadangan Emas yang besar, hal ini terkait dengan fungsi Emas sebagai cadangan devisa dan instrumen moneter serta investasi.

Emas sebagai alat tukar
Emas dalam bentuk koin sebagai alat tukar telah dimulai pada masa Raja Croesus dari Lydia (Turki) sekitar tahun 560 SM. Koin Emas juga digunakan sebagai alat tukar dimasa Kerajaan Romawi pada zaman pemerintahan Julius Caesar. Lahirnya Islam sebagai sebuah peradaban dunia yang dibawa dan disebarkan Nabi Muhammad SAW telah memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap penggunaan emas sebagai mata uang, dalam aktivitas ekonomi dan perdagangan. Pada masa itu, ditetapkan berat standar dinar diukur dengan 22 karat emas, atau setara dengan 4,25 gram (diameter 23 milimeter).

Standar ini kemudian dibakukan oleh World Islamic Trading Organization (WITO), yang kemudian berlaku hingga sekarang. Perkembangan terhadap perdagangan yang makin pesat menuntut penggunaan alat tukar yang lebih fleksibel, ringan dan mudah dibawa tanpa mengurangi nilai; mendorong diciptakannya uang kertas atau uang Fiat. Pada mulanya uang kertas yang dicetak harus disertai dengan penjaminan, jaminan atas uang kertas yang dicetak ini berupa Emas (cadangan Devisa Emas). Sebuah negara tidak bisa sembarangan mencetak uang kertas tanpa jaminan stok Emas yang memadai. Inilah yang kemudian dikenal dengan Standar Emas dan momentum ini ditandai dengan ditanda-tanganinya perjanjian Bretton Woods yang didukung oleh tidak kurang dari 44 negara. Menurut perjanjian Bretton Woods, masing-masing negara mematok mata uang kertasnya terhadap USD Dolllar dengan jaminan Emas, yaitu, USD 35 dijamin dengan satu ounce Emas.

Perjanjian atau standar Emas ini berlangsung 27 tahun hingga tahun 1971, dimana pada tahun 1971 pemerintah Amerika Serikat yang sedang mengalami kesulitan ekonomi akibat perang vietnam tidak mampu lagi mempertahankan jaminan atas uang kertas dengan cadangan Emas yang dimilikinya, akibat besarnya aliran penukaran US Dollar dengan Emas, sehingga mendorong pemerintah AS memutuskan tidak lagi menjamin US Dollar dengan Emas, sejak itu mata uang kertas tidak lagi dijamin oleh Emas, melainkan ditentukan oleh kepercayaan yang didukung oleh ketersediaan cadangan devisa (Emas dan valuta asing), yang dimiliki oleh bank sentral masing-masing negara dan supply-demand yang ditentukan kondisi fundamental ekonomi pada masing-masing negara.

Dampak penghapusan standart emas
Pada saat ini, dimana perekonomian global sangatlah tergantung pada Dollar Amerika. Perekonomian global terbentuk untuk menghasilkan barang dan jasa yang semurah mungkin untuk dapat dikonsumsi oleh Amerika sebagai negara yang paling besar menyerap produksi dan negara yang paling konsumtif. Dollar Amerika kemudian menjadi pengganti Emas dan secara de facto merupakan fundamental dari sistem moneter global pada sebagian pelosok dunia, segala sesuatu yang memiliki nilai selalu diukur dan dibandingkan dengan Dollar, bukan lagi Emas Dengan kondisi ini membuat siapapun yang menggunakan Dollar terpaksa ikut terkena dampak dari setiap pergerakan Dollar, termasuk menanggung hutang dan defisit bangsa Amerika. Ekonomi global makin bergantung pada perekonomian Amerika, sementara rumah tangga Amerika itu sendiri sekarang tergantung pada penurunan nilai Dollar.

Memang sebelum perang Vietnam, Amerika memiliki posisi keuangan yang kokoh dan memegang lebih dari separo cadangan devisa dunia waktu itu. Namun untuk saat ini situasi telah berubah jauh. Bangsa Amerika sangat menggantungkan tabungan dari negara-negara lain untuk membiayai hutang dan defisit keuangan mereka. Lebih dari 60% sirkulasi Dollar berada diluar Amerika dan sebagian besar obligasi pemerintah Amerika dimiliki oleh asing khususnya China dan Jepang.

ANALISIS KRISIS EROPA

Krisis utang Eropa yang dipicu dari tumbangnya perekonomian Yunani menimbulkan efek domino terhadap negara-negara di kawasan tersebut. Penularan krisis yang kemudian terjadi ke Spanyol, Portugal, dan terakhir merembet ke Italia, dan mengakibatkan mundurnya Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi merupakan salah satu tanda bahwa krisis makin memburuk.
Memburuknya perekonomian di kawasan Eropa juga disusul dengan melambatnya pemulihan ekonomi dan angka pengangguran di Amerika Serikat yang mencapai 9%. Secara global, masalah ini jelas akan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi internasional.
Namun demikian, bagaimana dengan kondisi masyarakat di dua kawasan tersebut dalam menyikapi krisis ini? Jelas, terjadinya situasi tidak menentu ini berakibat pada semakin berkurangnya belanja masyarakat.
Akan tetapi masyarakat golongan apa? Ternyata pegetatan ikat pinggang ini tidak hanya terjadi pada golongan masyarakat menengah ke bawah, tetapi termasuk masyarakat menengah atas. Sebagian besar dari masyarakat yang tinggal di kawasan Eropa beranggapan bahwa penyatuan mata uang euro menjadi pemicu utama tepuruknya kondisi ekonomi masing-masing negara.
Sebelum terjadinya krisis utang Eropa, beberapa negara a.l. Italia, Prancis, Spanyol, dan Belanda telah merasakan akibat buruk dari penggunaan mata uang tunggal. Negara-negara itu merupakan tempat tujuan wisata yang tidak pernah sepi pengunjung.
Pada setiap liburan musim panas, sebelum tahun 2000, empat negara di Eropa ini selalu masuk daftar teratas sebagai tempat tujuan para wisatawan, khususnya Amerika Serikat.
Setelah penyatuan mata uang, sepanjang jalan Milan yang berjejer butik-butik kelas satu yang memamerkan adibusana dari perancang kelas atas Italia, mulai sepi pengunjung.
Pascadiberlakukannya mata uang tunggal Eropa, biaya hotel, tiket, dan akomodasi di sejumlah negara kawasan ini melonjak pada tingkat yang tidak terkira. Tidak hanya tiket dan hotel, namun demikian biaya makan untuk ukuran menu yang sederhana saja sudah tiga kali lipat kenaikannya.
Contohnya saja untuk makanan junk food seperti burger, dikenakan harga minimal 6 euro dan jika meminta tambahan saus tomat maka dikenakan biaya sekitar 50 sen.
Krisis utang yang terjadi di Eropa membuat pemerintah berlomba-lomba untuk memangkas jaminan sosial untuk warganegaranya. Pemangkasan sejumlah jaminan sosoial ini membuat masyarakat mulai mencari pekerjaan di negara lain seperti Kanada.
Sementara itu, warga Eropa yang biasanya mencari pekerjaan di Amerika Serikat, tidak dapat tertampung karena di negara Paman Sam sendiri, angka pengangguran sudah mencapai 9%, dimana pemerintahan Obama hampir setiap hari mendapatkan kritik dari kaum oposisi.
Bagaikan penyakit menular, krisis keuangan tersebut kemudian juga terjadi di negara lainnya. Tahun 2011 krisis keuangan global kembali terjadi dan memuncak, kali ini di kawasan Eropa. Menarik untuk menelusuri, apa sebenarnya yang terjadi di negara-negara Eropa sehingga salah satu kawasan termakmur di dunia ini kemudian terjerat dengan polemik yang dikhawatirkan bisa meruntuhkan sistem one single currency yang mereka miliki. Menelusuri krisis Eropa secara sederhana bisa dilakukan dengan mengurutkan kronologis yang terjadi di sana.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa kawasan Eropa yang dimaksud di sini adalah semua negara yang tercakup di dalam Euro Zone, negara yang menggunakan Euro sebagai mata uang tunggal di wilayah ini. Saat ini terdapat 17 negara anggota yang tergabung dalam Euro area, yakni: Austria, Belgia, Cyprus, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Luxembourg, Malta, Belanda, Portugal, Slovakia, Slovenia, dan Spanyol. Dengan menekan perjanjian sebagai anggota Euro Zone, maka semua negara anggota diharuskan memenuhi kewajiban yang telah disyaratkan untuk dapat mempertahankan stabilnya perekonomian di kawasan ini. Tidak semua negara EU berada dalam keadaan keuangan yang “makmur”. Negara dengan sistem perekonomian terkuat adalah Jerman dan Prancis, sementara yang berada di posisi lemah diantaranya adalah Portugal, Itali, Irlandia, Yunani (Greece), dan Spanyol. Kelima negara tersebut, sayangnya, kemudian harus rela dijuluki dengan akronim PIIGS yang berasal dari huruf depan masing-masing negara. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Eurostat, rasio hutang pemerintah terhadap GDP dari negara-negara Eropa meningkat dari 74.4% di tahun 2009 menjadi 80.0% di tahun 2010. Seperti yang diperkirakan sebagai negara pemicu terjadinya krisis Eropa, Yunani adalah negara dengan rasio hutang tertinggi yakni dengan rasio sebesar 142.8% dari hutang pemerintah terhadap GDP, disusul dengan Italia (119.0%), Belgia (96.8%), Irlandia (96.2%), Portugal (93.0%), Jerman (83.2%), Prancis (81.7%) Hungaria (80.2%), dan United Kingdom (80.0%). Rasio hutang terhadap GDP yang tinggi dan ketidakmampuan beberapa negara untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan membayar hutang tersebut adalah salah satu pemicu terjadinya krisis eropa. Perkembangan krisis eropa memang belum berhenti sampai di sini, saat ini para pemimpin Eropa terutama Perdana Menteri Jerman, Angela Merkel, dan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, tengah menggodok rancangan untuk dapat menyelesaikan krisis di wilayah eropa. Apakah Euro Zone akan bertahan dan meneruskan keberhasilannya sebagai pelopor integrasi mata uang seperti yang digadang-gadang selama ini, atau sebaliknya justru runtuh dan memicu krisis di wilayah lain? Itulah pertanyaan yang masih harus dicermati perkembangannya, dan juga harus tetap diperhatikan bagi pemerintah Indonesia walaupun sejauh ini imbas dari krisis yang terjadi belum terlalu mempengaruhi perekonomian Indonesia yang cenderung stabil.

Bagi Indonesia, situasi krisis di Eropa memberikan pelajaran berharga karena merupakan konsekuensi dari keterbukaan dan kerja sama ekonomi. Saat ini kita sedang menimang-nimang ide Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) sebagai kelanjutan Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA). Kerja sama ini tentu diharapkan ke depan menjadi seperti UE.

Secara singkat terdapat dua pelajaran yang dapat kita ambil dari fenomena Yunani, Irlandia dan Euro ini.

Pertama : Krisis Utang, Bahaya utang sangat besar bagi sistem ekonomi nasional. Dengan mengubah utang menjadi ekuitas maka cost of fund akan semakin rendah dan risiko default akan bisa dihindari. Dalam utang kita di Indoensia merasa agak tenang karena UU kita membatasi jumlah utang negara tidak melebihi 2-3% dari GDP. Ini membuat pemerintah tidak bisa sembarangan meraup dana utang dari pasar internasional, dari IMF, World bank maupun dari G to G.
Kedua: Pembentukan mata uang tunggal khususnya yang direncanakan ASEAN misalnya harus direncanakan lebih hati hati dan harus melihat dan mempelajari apa yang dialami oleh Uni Eropa, sehingga krisis Euro yang terjadi saat ini bisa dihindari
Pertanyaan Kedua
a. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara IRP dan PPP
b. Jelaskan kenapa kurs valas oleh pemerintah harus ada dalam kasus PPP!
Jawab :

a. Persamaan Interest Rate Parity (IRP) dan Purchasing Power Parity (PPP)

• Kedua teori IRP dan PPP menjelaskan hubungan antara inflasi, tingkat bunga dan Kurs.
• Menurut teori tersebut perbedaan inflasi dan tingkat suku bunga antara 2 negara akan mempengaruhi perubahan kurs.

Perbedaan Interest Rate Parity (IRP) dan Purchasing Power Parity (PPP)

Purchasing Power Parity (PPP)

- Menghubungkan kurs valas dengan harga-harga komoditi dalam mata uang local pasar internasional yaitu bahwa kurs valas akan cenderung menurun dalam proporsi yang sama dengan laju kenaikan harga.

- Kurs spot suatu valas akan berubah sebagai reaksi terhadap perbedaan inflasi antara 2 negara. Artinya daya beli seorang konsumen ketika membeli barang di negaranya sendiri akan sama dengan daya beli ketika mengimpor barang dari negara lain.

Interest Rate Parity (IRP)

- Menerangkan bagaimana hubungan bursa valas atau forex market dengan international money market (pasar uang internasional) atau dengan kata lain teori ini menganalisis hubungan antara perubahan kurs valas dengan perubahan tingkat bunga.
- Perbedaan tingkat bunga (securities) pada international money market akan cenderung sama dengan forward rate premium atau discount.Kurs forward suatu mata uang mengandung premi ditentukan oleh perbedaan suku bunga antara 2 negara. Akibatnya, arbitrase suku bunga yang ditutup akan jauh lebih menguntungkan dibanding suku bunga domestic.

b. Jelaskan kenapa kurs valas oleh pemerintah harus ada dalam kasus PPP!

Pemerintah menggunakan teori Paritas Daya Beli (Purchasing power parity)sebagai dasar utama penentuan kurs mata uang asing. Dalam merangsang ekspor dan mencegah impor kurs harus mencerminkan Purchasing Power Parity, artinya bahwa daya beli satu rupiah di Jakarta adalah sama dengan daya beli rupiah di Singapura, Hongkong, ataupun tempat lain diseluruh Dunia (Anwar Nasution, 1988 : 21). Misalnya harga 1 kg buah apel-USA pada dua tempat sebagai berikut:

Rp 8.000/Jakarta = New York/1 USD

Ini berarti bahwa harga 1 kg apel-USA = Rp 8.000 = USD1
Dengan demikian, kurs valas atau forex rate Rp/USD berdasarkan paritas daya beli dari masing-masing mata uang adalah sebesar Rp. 8000/USD.
Namun, dalam kenyataannya sering terbukti bahwa kurs valas atau forex rate yang
diperhitungkan berdasarkan teori PPP absolut tersebut tidak sesuai dengan kurs valas yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal demikian, terjadi over valuation atau under valuation

Mengidentifikasi Trend



Salah satu ketrampilan dasar bagi seorang forex trader adalah mengidentifikasi trend. Mungkin bagi anda yang sudah punya jam terbang yang tinggi sebagai trader, identifikasi trend tidak terlalu menjadi masalah. Tapi bagi trader pemula, bagaimana mengenal trend ini seringkali menjadi masalah krusial yang mau gak mau harus dihadapi.

Bagi trader pemula, trend memang seringkali menjadi hal yang membingungkan. Mungkin anda juga sering melihat (membaca) atau mendengar keluhan-keluhan (yang terkadang malah lucu-lucu sih ) berkaitan dengan kebingungan mengenali trend ini. “Gimana sih. Di-buy malah turun, giliran di-sell malah naik”. Nah tuh, biasanya setelah kalimat itu, kemudian kalimat selanjutnya berisi aneka macam curahan kekesalan (yang biasanya tak lupa juga terselip berbagai koleksi kata-kata “indah&rdquo Hihihi...

Terus terang saya sering geli dengan ungkapan kekesalan semacam itu. Yah, setidaknya saya jadi teringat di masa lalu, saat trading tak pernah lepas dari yang namanya bingung plus (sedikit) panik. Hehehe...

Ok, deh... Bagi anda para master, bahasan kali ini mungkin hanya sekedar mengenang masa lalu yang indah Tapi bagi anda yang masih pemula, pemahaman tentang trend ini mutlak harus anda kuasai.

Mari kita mulai dengan jenis-jenis trend. Trend secara umum bisa dibedakan menjadi 3: up trend (trend naik), down trend (trend turun) dan sideways alias bolak-balik dalam range tertentu.

Masalahnya, bagaimana kita menentukan trend yang sedang terjadi sekarang masuk jenis yang mana? Nah, kalau tentang hal ini, karena saya cenderung technicalist, maka saya mengandalkan indikator dalam mengenali trend yang sekarang sedang terjadi. Bagi temen-temen trader yang lebih mengandalkan analisis fundamental, biasanya sih akan mengamati berita-berita yang berkaitan dengan matauang yang diperdagangkan, untuk kemudian mengambil kesimpulan bagaimana reaksi market tentang kondisi yang ada. Kali ini saya gak akan bahas lebih lanjut tentang masalah analisis fundamental ini. Biarlah temen-temen fundamentalist yang bahas aja yah...

Ok. Kita lanjut dengan masalah indikator tadi yah... Untuk mengenali trend, saya biasanya menggunakan indikator sederhana yang tersedia di semua trading platform: trend line dan moving average. Kedua indikator ini sangat sederhana, tetapi cukup bisa memberikan gambaran tentang trend yang sedang terjadi.

Pertanyaan selanjutnya biasanya adalah: gimana cara menarik trend line? Kalo jawaban saya sih: suka-suka kita ajah... hehehe Eh, jangan sewot dulu yah... menarik trend line ini memang bisa disesuaikan dengan selera kita kok. Mmm... kalo saya sih memang lebih sering narik trend line dari high ke high, dan dari low ke low di masing-masing wave. Tapi ada juga temen trader yang lebih suka bermain-main dengan channel, jadi ditariknya justru dari high ke low, dari low ke high. Terserah anda mau pilih cara yang mana, yang penting hasil tarikan trend line tersebut informatif bagi anda.

Bagaimana dengan moving average? Terus terang, inilah indikator yang pertama saya kenal. Hihihi... Maklumlah, di trading platform yang saya gunakan, indikator ini sudah terpasang secara default Tapi bener kok, moving average ini indikator yang sederhana tetapi banyak gunanya loh...

Moving average, sesuai dengan namanya, menunjukkan rata-rata bergerak dari beberapa data terakhir sesuai dengan periodenya. Nah, pertanyaan selanjutnya biasanya adalah: berapa periode moving average yang paling baik untuk digunakan? Seperti biasa, jawabannya adalah: terserah selera anda. Hihihi... eh, ampun boss... jangan sewot dulu yah... Lah memang periode moving average ini bisa dipilih sesuai selera kok. Lah, kalo nanya nya: saya biasanya pake yang mana, itu baru saya akan jawab: untuk identifikasi trend di chart daily, saya pake moving average 50, 100 dan 200. Itu kalau memilih gaya trading swinger. Bagi anda yang lebih seneng scalping, tentunya anda perlu menyesuaikan time frame dan periode moving average yang akan anda gunakan.

Selain 2 indikator di atas, sebenernya ada banyak sekali indikator yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi trend. Ada temen trader yang menggunakan imajinasi, ehh... maksudnya garis imajiner yang cukup dibayangkan untuk mengetahui trend. Ada juga yang katanya cukup menggunakan tangan yang didekatkan ke monitor untuk membayangkan “garis” trend. Hihihi... ada-ada ajah memang. Tapi bukankah justru di situlah letak asyiknya trading yah? Trading is fun! So, enjoy your trade

Memahami Krisis Eropa Yang Sedang Terjadi

Krisis ekonomi yang sedang terjadi dalam 2 tahun terakhir di beberapa bagian negara Eropa telah menjadi kegelisahan yang sangat luar biasa. Krisis di zona Eropa memiliki andil yang cukup besar pada sektor lembaga keuangan serta para pelaku investor yang telah banyak memiliki Surat Utang Negara (SUN), yang sedang mengalami krisis perekonomian tersebut.

Pada kasus tersebut terlihat dampak kerugian yang telah ditimbulkan, baik itu oleh pihak bank maupun investor besar. Dimana pihak tersebut telah menyediakan dana yang tidak sedikit dalam membantu Negara Eropa yang sedang dilanda krisis tersebut sekiranya agar dapat secepatnya keluar dari krisis, namun hingga sekarang krisis tersebut masih saja berlangsung. Sedangkan dari pihak bank dan investor akan dibiarkan menanggung sendiri kerugian dana yang telah ditanamkan di Negara yang sedang dilanda krisis. Bagi mereka, ini adalah sesuatu yang sangat tidak adil.
Sedangkan pada artikel ini, saya akan mencoba mengulas sepengetahuan yang saya miliki mengenai krisis yang sedang terjadi di Eropa dan Ekonomi Dunia secara Makro, adapun ulsannya sebagai berikut :


Dibalik Penyebab Krisis Eropa
Kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh Jerman dalam beberapa tahun terakhir memiliki andil besar dalam terjadinya krisis eropa. Surplus neraca perdagangan secara besar-besaran yang diraih oleh Jerman dalam beberapa tahun terakhir menimbulkan negara-negara lain di zona eropa tidak mampu untuk mengimbanginya. Spanyol dan beberpa negara-negara pinggiran eropa lainnya harus mengalami yang namanya defisit transaksi berjalan yang besar. Dalam kasus ini, negara-negara pinggiran tersebut hanya menjadi target target pasar dari ekonomi Jerman. Dimana pemerintah Jerman telah melakukan kebijakan yang mana tidak akan membiarkan negara lain di zona eropa untuk berkembang. agar mencegah kinerja ekspor Jerman yang dapat runtuh. Sedangkan suku bunga diwilayah eropa sangatlah rendah (sebagaian besar ditetapkan oleh Jerman), memastikan bahwa negara-negara pinggiran akan tetap berjalan dengan defisit perdagangan yang besar.

Oleh karena itu, selayaknya Jerman harus bertanggungjawab dengan terjadinya krisis Eropa ini. Jerman membeli aset negara Eropa yang lain agar dapat membantu perekonomian mereka dengan cara membeli Surat Htang (SUN), yang diterbitkan oleh negara Eropa lainnya, agar ekonomi mereka tetap berjalan dan mereka bisa tetap membeli produk Jerman. Mungkinkah kemakmuran yang tengah terjadi pada zona Eropa memiliki persamaan dengan hukum “zero-sum game” ?


Jerman Tidak Akan Merelakan Eropa Jatuh
Pada masa sekarang Pada masa sekarang ini, dimana keadaan makro ekonomi dunia sangatlah berbeda. Tidak ada suatu mekanisme yang dapat memungkinkan ataupun mencegah ketidakseimbangan neraca perdagangan yang berjalan secara terus-menerus. Contohnya, Amerika akan terus menjadi negara pengkonsumsi bagi produk China dan Jepang. China dan Jepang tidak akan membiarkan ekonomi Amerika jatuh dengan cara terus membeli surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah AS. Maka, apabila AS jatuh, siapa yang akan membeli produk mereka ?
Berdasarkan dengan logika yang sama, Jerman tidak akan membiarkan negara-negara di Eropa untuk jatuh, dengan arti lain, apabila perdagangan Jerman berjalan surplus dan negara di zona Eropa yang lain berada dalam krisis, maka terdapat tiga kemungkinan skenario yang akan diambil oleh pemerintah Jerman, adapun skenario tersebut sebagai berikut :
Negara Spanyol, Yunani, Portugal, Irlandia hingga Italia, dapat melakukan pinjaman hingga tak terbatas untuk membiayai defisit negaranya.
Disaat tingkat Utang negara Eropa yang mengalami defisit telah berada diambang kekhawatiran, mereka mampu membalikkan kebijakan yang menyebabkan ketidakseimbangan perdagangan. Dari kemungkin yang ke dua ini, memungkinkan Jerman untuk menjadi sebuah negara pengkonsumsi dari produk-produk bagi negara eropa yang lainnya. Dengan begitu, negara eropa yang sedang mengalami krisis dapat membayar utangnya melalui surplus transaksi perdagangan yang telah didapatnya. Tidak ada pihak yang kalah.
Mendevaluasi mata uangnya, yang kemudian menyatakan bahwa tidak sanggup untuk membayar atau hanya membayar sebagian kecil dari nilai utang aslinya. Mengambil alih aset yang telah dibeli Jerman ataupun dengan melakukan kombinasi dari langkah-langkah tersebut.

Dari uaraian diatas saya rasa telah cukup jelas, bahwa negara produsen besar didunia seperti Jerman, Cina, Jepang, dll. akan melakukan segala upaya dan usaha untuk menolak yang terdapat pada pilihan kedua. Mereka tidak akan mau mengambil langkah yang diperlukan untuk membalikkan kebijakan anti consumptionist menjadi comsuptionist. Sebagai contoh, Jepang yang hampir selama dua dekade belum mampu atau bahkan menolak untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk membalikkan surplus neraca perdagangan mereka saat ini. Jepang akan terus menjadi negara produsen bagi Amerika dan dunia secara global.
Mengingat jatuh tempo utang dari negara yang sedang dilanda krisis eropa, tidak masuk akal bagi siapa saja untuk mengharapkan bahwa Jerman dapat terus berjalan dengan surplus neraca perdagangan, sedangkan negara Eropa lain tidak melakukan apapun untuk mengikis nilai-nilai hutangnya. Hal ini akan menjadi sebuah kombinasi yang saya anggap sangatlah mustahil.

Minggu, 06 Januari 2013

BIDADARI KECIL


Engkau bidadari kecil
Yang menemani setiap langkahku
Kau adalah yang terindah
Yang mampu menerangi hatiku
Yang bisa membawaku dalam kedamaian

Ingin rasa selalu bersamamu
Apa daya hati tak mampu
Tapi tak kuduga kau punya rasa yang sama
Semoga cinta kita berdua hingga ke akhir masa

SAKIT


Sebuah rasa dari cinta
Rasa yang tak ingin dirasakan insan manusia
Begitulah sebuah perasaan
Perasaan yang timbul antar setiap insan
Muncul tanpa permisi
Dan hilang tanpa pamit

Mengapa?
Mengapa insan masih terus menyatukan perasaan
Perasaan yang membuat mereka bahagia
Bahagia di awal
Bahagia ketika cinta baru dating
Lalu
Sakit pun melanda
Tanpa disengaja ataupun tidak
Baik dengan takdir Tuhan atau tidak
Tapi aku bahagia memilikimu
Menyatukan perasaan antara kita
Sampai ajal yang memisahkan kita

KAMU


Kau buat hidupku lebih berwarna
Senang dan sedih telah kulalui denganmu
Telah banyak air mata yang jatuh karenamu
Telah banyak tawa yang keluar karenamu
Dan telah banyak cobaan yang kulalui hanya untuk bersamamu

Aku berharap bisa selalu disampingmu
Melihat kau tersenyum gembira
Bergandeng tangan bersama hingga tua nanti
Karena kuyakin kau adalah cintaku

Dan selama keyakinanku benar
Aku akan tetap bertahan pada pendirianku

Ini Bukti Untuknya


Kisah awalnya
Pengorbanan yang kau berikan
Kasih sayang yang kau beri
Aku bersamamu lebih dari 9 bulan
Berada di dalam rahimmu
Memberiku asupan gizi yang cukup
Menjagaku dari semua bahaya
Saat aku lahir ke dunia
Kau rela bertaruh nyawa
Nyawa yang sangat berharga demi buah hatimu

Lalu..
Kau menangis bahagia akan kehadiranku
Kau peluk
Kau cium aku
Kau rawat aku dengan senyuman
Kau bimbing aku agar menjadi berguna
Kau marah demi kebaikanku
Tapi apa yang aku lakukan sekarang?
Hanya membuatmu menangis setiap berdoa
Menangis karena perbuatanku
Namun semua
Kau balas dengan kasih tulus

Ibu..
Aku berjanji akan buatmu bahagia
Tidak akan mengecewakanmu
Menepati janji janjiku
Terima kasih ibu
Atas semua yang kau berikan
Semua pengorbananmu
Kasih sayangmu
Aku sangat berharap suatu hari kau akan berkata
“ aku bangga punya anak sepertimu”

INDONESIA


Sebuah wilayah berbentuk kepulauan
Terdapat berbagai kerajaan
Yang diawali dengan kerajaan Hindu
Di akhiri dengan kerajaan islam
Ketika Fatahilah berseru
Terbentuklah Nusantara
Cikal bakal terbentuk Indonesia
Lalu penjajah datang
Belanda mulai mengeruk kekayaan yang kita punya
Rempah-rempah , emas sampai tenaga manusia
Rakyat gelisah , sengsara..
Pemberontakan yang dilakukan tak ada artinya
Seakan hanya sentilan kecil bagi mereka
Lalu..
Para tokoh perjuangan mulai bermunculan
Meneruskan para pendahulunya

Awal tahun 1900-an
Organisasi nasionalisme muncul
Dengan tokoh nasionalisme yang tinggi
1928 bergantilah nama Nusantara

Indonesia
Kata yang menyatukan Nusantara
Melalui sumpah pemuda
Bersatulah seluruh rakyat
Drai Sabang sampai Merauke
Mulailah perjuangan kemerdekaan
Melalui diplomasi atau dengan cara kekerasan

1945..
Seorang proklamator memproklamirkan kemerdekaan
MERDEKA INDONESIA!
Berdirilah Negara Indonesia
Negara yang memiliki konstitusi
Negara berdaulat
Dengan berbagai kebudayaan didalamnya
Itulah Indonesia , Indonesiaku..